Hiasilah Dirimu Dengan Kemegahan Dan Keluhuran (3)

Selasa, 7 Februari 2017

Ayub 40 : 5
Kitab Ayub tergolong sebagai salah satu kitab hikmat dan syair ,dalam PL “Hikmat” karena membahas secara mendalam soal-soal universal yang penting dari umat manusia. “syair” karena hampir seluruh kitab ini berbentuk syair. Akan tetapi, semua syair ini   berdasarkan seorang tokoh sejarah nyata  ( Yeheskiel 14 : 14,20 ) serta suatu peristiwa yang nyata (Yakobus 5 :11) tempat terjadinya peristiwa dalam kitab ini adalah “tanah US “ yang kemudian menjadi wilayah Edom, terletak di bagian tengara Laut Mati di sebelah utara Arabia (Ratapan 4 :21) Jadi latar belakang sejarah Ayub bersifat Arab dan bukan Ibrani : (Richard Water Dkk ; 1994 ), demikian cuplikan latar belakang kitab Ayub.

Dalam minggu ini kita akan merenungkan  dan mengumuli tema berit “ Hiasilah dirimu dengan kemegahan dan keluhuran“ (Ayub 40 : 5 ). 
Kata hiasilah merupakan kata perintah yang memiliki sebuah makna “memperelok diri dengan barang apa yang indah dan permai , perhiasan adalah barang  yang dipakai untuk menghiasi atau berhias misalnya cincin, kalung  dll.

Kata Kemegahan memiliki sebuah arti mulia dan masyur tampak gagah. Kemudian kata Keluhuran kemulyaan kebesaran. ( KBBI ; 1984). Lalu apa maksudnya kalau kita lihat (ayub 40 :  1-4 ) “ maka dari dalam badai Tuhan menjawab ayub, bersiaplah engkau sebagai laki-laki, Aku akan menanyai engkau, dan engkau memberitahu Aku, apakah engkau hendak meniadakan pengadilanKU,mempersalahkan Aku supaya engkau dapat membenarkan dirimu? Apakah lenganmu seperti lengan Allah dan dapatkah engkau menguntur seperti dia ? firman itu mengandung sebuah makna yang memiliki pemahaman bahwa Tuhan ingin menuntun Ayub pada jalannya Allah melanjutkan argumennya Ia ingin mengatasi perlawanan Ayub serta ingin menuntunnya pada kesadaran penuh akan kasihNya. Kegigihan yang penuh kasih dari pihak Allah ini menunjukaan kesabarab kemurahan dan kesungguhan perhatiannya kepada umatnya yang menderita karena pada ayat 3 ayub menunjukan bahwa dirinya tidak bersalah karena Ayub menganggap bahwa terjadi ketidakadilan terhadap dirinya (Ayub 19:6) “insafilah, bahwa Allah telah berlaku tidak adil  terhadap aku, dan menebarkan jalaNya atasku. Itulah cara pandang Ayub sehingga dengan penuh kasih, Allah menuntun Ayub pada posisi yang sebenarnya.
Sebaik-baiknya manusia tidak ada seorangpun yang sempurna dihadapan Allah karena kesempurnaan hanya milik Allah sebab itu Hiasilah dirimu dengan kemegahan dan keluhuran “ (Ayub 40 : 5 ). 

Bagaimana dengan hidup kita ?
1.    Perhiasanmu bukan secara lahiriah tetapi secara manusia batiniah atau manusia Rohani (1 petrus 3 : 3-4 .
2.    Milikilah sikap Budi Luhur  (Yesaya 32 ; 8 , Roma 12 : 2 )
3.    Berhiaskan kekudusan ( 1 petrus 1 : 15 dan 16 )
(PS)


No comments:

Post a Comment