BUANGLAH RAGI YANG LAMA (5)

Kamis, 2 Februari 2017

Paulus pernah mengatakan kepada jemaat Korintus dalam kegeraman, 1 Kor 5:7 “Buanglah ragi yang lama itu ,supaya kamu menjadi adonan yang baru ,sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba paskah kita juga telah disembelih ,yaitu Kristus”.

Ragi dalam bahasa aslinya Hamesy, Orang Ibrani membuat ragi dari tepung , dedak yang halus, diberi bibit ragi yaitu dari tepung tumbu-tumbuan , dicampur air hingga menjadi Asam. Ini menggambarkan ragi sebagai benih kebusukan yang membusukkan adonan. Maka dengan alasan ini ragi tidak dipakai dalam korban di Mezbah YAHWEH (Yang diijinkan hanya roti yang tidak beragi)

Dalam Perjanjian Baru ragi dipakai dengan arti kiasan yang mencerminkan pendapat lama tentang “Busuk dan menimbulkan kebusukan“. Yesus memberitahu murid-muridnya di Matius 16:6,11,12 untuk “berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi.ragi orang Farisi dan orang Saduki.”

Kalau begitu, apakah ragi orang Farisi? Di Lukas 12:1, ragi orang Farisi adalah kemunafikan. Kemunafikan bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba-tiba. Kita bisa dihanyutkan pelan-pelan sampai menjadi seorang munafik. Tidak ada yang memulai dengan niat untuk menjadi seorang munafik. Orang Farisi bukanlah orang yang tidak jujur yang berniat untuk menjadi orang munafik, setidaknya tidak dari permulaan. Jika kita berpikir demikian, kita telah salah besar menafsirkan pandangan terhadap orang Farisi. Orang Farisi adalah orang yang tulus, setidaknya pada permulaan. Seperti begitu banyak orang Kristen, mereka sangat tulus apabila mereka menyerahkan hidup mereka kepada Kristus, tetapi setelah beberapa waktu, berangsur-angsur mereka hanyut dibawa arus. Itulah sebabnya Paulus berkata di Kolose 1:23, “Tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar.” Digeser itu adalah satu proses yang terjadi secara berangsur-angsur. Kita tidak terasa pelan-pelan menjauhi, dihanyutkan oleh arus, mungkin oleh arus keduniawian. Atau mungkin karena ditiup angin akhirnya mengantuk dan lupa, atau apa saja yang menyebabkan penggeseran itu. Kita tidak terasa digeser pelan-pelan, tak terasa dan kemudian kemunafikan perlahan-lahan menyusup masuk. Kemunafikan adalah penyakit yang telah membunuh banyak orang Kristen. Mereka memulai sebagai orang Kristen sejati tetapi lama-kelamaan mereka menjadi dingin, dan kemudian satu hari apa terjadi? Kita telah menjadi orang munafik! , Yesus menginginkan agar kita terus disempurnakan hingga serupa dengan gambar Nya.,Yesus mau melalui kitalah orang orang dapat mengenalNya secara pribadi ,yaitu dengan melakukan FirmanNya dan hidup sesuai dengan jalan yang ditunjukkanNya. Kita sebagai manusia yang ringkih (bhs Jawa) tidak akan sanggup berdasarkan kekuatan diri sendiri, Kita meminta penyerahan kepada Kristus dan Roh kudus kan membimbing jalan langkah kita,yang akhirnya kita akan sama seperti karakter Kristus. Amin. (Mons).

 

No comments:

Post a Comment