Supaya jangan ada orang yang goyang imannya karena kesusahan-kesusahan ini. Kamu sendiri tahu, bahwa kita ditentukan untuk itu..
(I Tes. 3:3)
Timotius merupakan seorang anak rohani Paulus yang diutus untuk menyampaikan nasehat serta penguatan kepada jemaat di Tesalonika. berdasarkan konteks pembacaan dan life setingnya maka dua hal mendasar yang paling menonjol dalam perikop ini yaitu “Iman dan Kesusahan”. Kerinduan Paulus melalui Kabar Baik yang disampaikan oleh Timotius Jemaat Tesalonika tetap memiliki Iman yang Teguh sekalipun harus menghadapi Kesusahan. Kita perhatikan ada enam kali diulang kata imanmu/nya dalam konteks ini, itu berarti Prioritas Pelayanan Timotius adalah untuk Mempertahankan Iman Jemaat yang ada. ada beberapa poin penting sebagai Prinsip Firman Tuhan berkenaan dengan “Iman yang Teguh”
Iman yang Teguh berarti Memiliki Berkualitas (Matius 17:20)
“sesunggunhnya sekiranya engkau memiliki Iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini pindah dari tempat ini kesana, maka gunung ini akan pindah”. Ayat ini memiliki indikasi bahwa iman yang kita miliki lebih kecil dari biji sesawi, sehingga jangankan memindahkan gunung memindahkan sebutir pasir dengan menggunakan iman itu tidak bisa. Ayat ini sebenarnya menekankan bukan besar kecilnya namun berbicara tentang Kualitas dari Iman tersebut.
Iman yang Teguh berarti Teruji ( Kejadian 22 : 1-19)
Abram telah dikaruniakan nama menjadi Abraham yang berarti Bapa dari semua orang percaya. Ia melakukan semua yang telah diFirmankan Tuhan, mulai dari keterpanggilannya sampai pada satu titik ia harus Mempersembahkan Ishak anak Tunggalnya sebagai Korban bakaran kepada Allah. Allah melihat bahwa Abraham adalah pribadi yang teruji dalam hal iman sehingga pemberkatan Allah terjadi atas kehidupan Abraham.
Iman yang Teguh berarti mampu Bertahan dalam Segala Keadaan ( Matius 15:21-28)
Seorang Perempuan Kanaan yang kafir mengalami ketertolakan dari para Murid Yesus, bahkan Yesus menguji Imannya dengan menyoroti keberadaan perempuan ini sebagai seorang yang tidak layak untuk ditolong. Tapi perhatikan sekalipun menghadapi ketertolakan yang sedemikian rupa perempuan ini semakin mendekati Yesus dan Menyembah dan intinya Yesus berkata “Hai ibu besar Imanmu”.
“Iman yang Teguh tidak membuat kita keluar dari Masalah, tapi membuat kita tetap Tenang dalam menghadapi Masalah” (angel)
(I Tes. 3:3)
Timotius merupakan seorang anak rohani Paulus yang diutus untuk menyampaikan nasehat serta penguatan kepada jemaat di Tesalonika. berdasarkan konteks pembacaan dan life setingnya maka dua hal mendasar yang paling menonjol dalam perikop ini yaitu “Iman dan Kesusahan”. Kerinduan Paulus melalui Kabar Baik yang disampaikan oleh Timotius Jemaat Tesalonika tetap memiliki Iman yang Teguh sekalipun harus menghadapi Kesusahan. Kita perhatikan ada enam kali diulang kata imanmu/nya dalam konteks ini, itu berarti Prioritas Pelayanan Timotius adalah untuk Mempertahankan Iman Jemaat yang ada. ada beberapa poin penting sebagai Prinsip Firman Tuhan berkenaan dengan “Iman yang Teguh”
Iman yang Teguh berarti Memiliki Berkualitas (Matius 17:20)
“sesunggunhnya sekiranya engkau memiliki Iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini pindah dari tempat ini kesana, maka gunung ini akan pindah”. Ayat ini memiliki indikasi bahwa iman yang kita miliki lebih kecil dari biji sesawi, sehingga jangankan memindahkan gunung memindahkan sebutir pasir dengan menggunakan iman itu tidak bisa. Ayat ini sebenarnya menekankan bukan besar kecilnya namun berbicara tentang Kualitas dari Iman tersebut.
Iman yang Teguh berarti Teruji ( Kejadian 22 : 1-19)
Abram telah dikaruniakan nama menjadi Abraham yang berarti Bapa dari semua orang percaya. Ia melakukan semua yang telah diFirmankan Tuhan, mulai dari keterpanggilannya sampai pada satu titik ia harus Mempersembahkan Ishak anak Tunggalnya sebagai Korban bakaran kepada Allah. Allah melihat bahwa Abraham adalah pribadi yang teruji dalam hal iman sehingga pemberkatan Allah terjadi atas kehidupan Abraham.
Iman yang Teguh berarti mampu Bertahan dalam Segala Keadaan ( Matius 15:21-28)
Seorang Perempuan Kanaan yang kafir mengalami ketertolakan dari para Murid Yesus, bahkan Yesus menguji Imannya dengan menyoroti keberadaan perempuan ini sebagai seorang yang tidak layak untuk ditolong. Tapi perhatikan sekalipun menghadapi ketertolakan yang sedemikian rupa perempuan ini semakin mendekati Yesus dan Menyembah dan intinya Yesus berkata “Hai ibu besar Imanmu”.
“Iman yang Teguh tidak membuat kita keluar dari Masalah, tapi membuat kita tetap Tenang dalam menghadapi Masalah” (angel)
No comments:
Post a Comment