IKUT MENDERITA BAGI INJIL-NYA (5)



“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah. “
 2 Timotius 1:7-8


Injil dalam konteks nats diatas berkenaan dengan pribadi Yesus dan karya salibNya!. Kematian serta kebangkitan Yesus menjadi inti dari pada berita keselamatan umat manusia. Paulus berkata, “Oleh Injil itu kamu diselamatkan, ….sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, ...bahwa Kristus telah mati….bahwa Ia telah dikuburkan , dan bahwa Ia telah dibangkitkan , ...bahwa Ia telah menampakkan diri ….” ( I Kor. 15:1-5). Kepada orang-orang di kota Roma, Paulus juga menyatakan jika  Injil itu merupakan kekuatan Allah yang dapat menyelamatkan orang ...bagi yang mau percaya kepadaNya. ( Roma 1:16). 

Paulus juga menyadari bahwa tugas untuk memberitakan Injil itu telah dipercayakan Allah kepada dirinya. (I Tesalonika 2:4). Hal itulah yang mendasari dirinya untuk senantiasa mau memberitakan InjilNya tanpa perasaan ragu dan takut. Sebagai saksi Kristus dirinya berbicara bukan untuk menyukakan hati manusia, melainkan hati Allah yang telah mempercayakan tugas itu kepadanya (I Tes. 2:4b, 5, 10).

Paulus mendorong kepada Timotius sebagai hamba Allah dalam rangka tugas pelayanannya. Pemberitaan Injil itu sebagai panggilan bukan pilihan!. ... Memberitakan InjilNya bukan sebagai tugas melainkan tanggung jawab yang Tuhan percayakan kepadanya !. Paulus menegaskan “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. (II Tim.4:2).

Penekanan dari nats diatas berkenaan dengan “Ikut menderita bagi InjilNya”. Mengingatkan kepada kita akan panggilan dan tanggung jawab yang Tuhan percayakan sebagai saksi Kristus dan anak-anakNya, yaitu menceritakan serta menghidupi karya Kristus secara nyata. 

Menderita bagi InjilNya dekat dengan hidup  menyangkal diri dan memikul salib!. Hal itu yang Yesus lakukan sebagai teladan untuk saudara dan saya. PengorbananNya yang sempurna sebagai karya terbesar dan termulia bagi umat manusia.

Saudara yang terkasih dalam Tuhan, mari kita mau mempersembahkan tubuh, jiwa dan roh sebagai sesuatu yang patut dihadapanNya. Dan disertai pikiran, perasaan dan kehendak...kita mau mempersembahkan tubuh ini sebagai persembahan yang hidup, kudus serta berkenan kepadaNya. Amin. NDP.

No comments:

Post a Comment