Buanglah Ragi yang Lama (1)

Minggu, 29 Januari 2017


Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.(I Kor. 5:7-8)

Ragi sudah banyak dipergunakan orang dari zaman pra-sejarah!. Berguna untuk mengakibatkan adonan “memuai” atau “khamir” melalui sebuah proses fermentasi.


Ragi berupa sejenis jamur yang dapat menfermentasikan karbohidrat ke dalam berbagai unsur. Seperti halnya fermentasi dalam proses pembuatan bir, anggur serta spiritus.


Dalam nast diatas, Rasul Paulus memakai ide serta pemikiran berkaitan tentang kemampuan ragi untuk mengkhamiri satu adonan tepung, hal tersebut sebagai peringatan kepada orang-orang Kristen di Korintus untuk dapat hidup lebih waspada dan berjaga-jaga tentang kemungkinan besar dampak yang bersifat merusak dari pada dosa! Yaitu dosa yang terjadi dalam tubuh jemaat (I Kor.5:6). Membuang dosa dari dalam jemaat itu mirip dengan membuang ragi!. Sama halnya dengan orang-orang Israel dalam rangka mempersiapkan Paskah. Mereka harus dapat menjadi adonan yang baru ( yang terbebas dari ragi). Mereka harus menjadi roti yang tidak beragi. Karena faktanya, mereka memang tidak beragi (I Kor.5:7). Roti yang tidak beragi, yaitu merupakan kemurnian dan kebenaran (I Kor. 5:8).


Roti yang dicampur dengan ragi merupakan jenis makanan yang biasa dikonsumsi oleh orang-orang Israel kuno (Hosea 7:4). Namun disisi lain faktanya, dalam ritual Paskah roti yang beragi tidak boleh dimakan selama tujuh hari penuh (Keluaran 12:15). Ragi juga tidak boleh disimpan didalam rumah orang Israel (Kel. 12:19).


Saudara yang terkasih dalam Tuhan, marilah kita bersama mau membuang ragi-ragi yang lama dalam kehidupan kita. Sebab hal itu akan merugikan hidup saudara dan saya. Biarlah dengan segala kemurnian dan kebenaran kita persembahkan hidup kita dalam rangka mengiring serta melayani Dia. Amin. NDP

 

No comments:

Post a Comment