Aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan (1)

Minggu, 2 Oktober 2016

Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, ... namun aku akan bersorak-sorak didalam Tuhan... Allah Tuhanku itu kekuatanku; ia membuat kakiku seperti kaki rusa, ia membiarkan aku berjejak dibukit-bukitku”. Habakuk 3:17-19

Berit minggu ini membahas tema berkenaan dengan “Aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan“.
Dalam kegelisahan dan kebimbangan rasa kepercayaan dirinya serta imannya kembali hidup. Habakuk dapat melihat Tuhan hadir dan menyertai dirinya!. Ada beberapa hal penting yang dapat kita pelajari dan renungkan melalui peristiwa ini.

  1. Apa yang dipikirkan manusia bisa salah!.

Pikiran Habakuk terhadap Israel (pasal 1) sebagai umat pilihan Allah yang saleh, lemah lembut dan penurut menjadi pudar kala ia harus memimpin bangsa itu. Kekerasan hati serta ketegartengkukkan bangsa Israel kepada Tuhan membuat Habakuk menjadi bingung dan kecewa. Terlebih ketika ia melihat orang-orang Kasdim (pasal 2) yang dipakai Tuhan untuk menghukum orang-orang Israel, nabi Habakuk semakin tidak mengerti dengan kehendak Allah. Bagaimana bangsa yang lebih jahat (Kasdim) justru dipakai Tuhan untuk menjadi alat dalam menghukum bangsa pilihan Allah?. Hal-hal itu membuat hatinya menjadi galau dan gelisah dihadapan Tuhan.

  1. Apa yang dipikirkan Tuhan pasti benar!.

Tuhan tidak pernah salah!... pikiran Tuhan selalu benar!... dan apa saja yang dipikirkan Tuhan akan selalu benar!. Tuhan bisa menghukum bangsa Israel dengan cara apapun. Menghukum Israel melalui orang-orang Kasdim... tetapi Tuhan tetap adil... orang-orang Kasdim yang berdosapun Tuhan tetap memberikan penghukuman kepada mereka!. Akhirnya orang-orang Kasdim dimurkai Tuhan sesuai dengan perbuatannya.

  1. Belajar memahami pikiran Tuhan!.

Ketika Habakuk dapat mengerti  serta memahami pikiran Tuhan  , maka sekarang ia mampu hidup bersorak-sorak didalam Tuhan. Lepas dari kebimbangan, kegelisahan dan ketidakpastian hidup.  Habakuk menemukan jatidirinya dengan memiliki keyakinan yang kuat, bahwa Tuhan tidak pernah salah dan Tuhan iu adil dalam setiap jalanNya. Amin.NDP

 

No comments:

Post a Comment