TETAP BERTABAH HATI (1)


 KPR 27:22, 25

Pertama: “Tetap bertabah hati adalah persamaan kata dengan “Tabahkanlah hatimu”. Artinya Paulus memiliki suatu keyakinan bahwa hidupnya itu adalah milik Allah. Dan Allah yang  ia sembah itu adalah Allah yang hidup, yang selalu hadir didalam seluruh aspek kehidupannya, yang tidak pernah meninggalkan dia sedetikpun. Tepat pada saat Paulus berlayar ke Roma, turunlah angin badai, dan kapal yang dinaiki Paulus bersama penumpang kapal yang lainnya hanyut sampai ke pulau kecil yang bernama Kauda. Di dalam kesukaran yang mengerikan itu Paulus masih bisa memberikan penghiburan kepada mereka semua: “Jangn takut, tabahkan hatimu saudara-saudara maka semuanya pasti selamat dan tidak ada seorangpun yang binasa seperti apa yang dikatakan Tuhan kepadaku.”
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, bagi orang percaya yang sungguh-sunguh, berlaku suatu rumusan atau dalil bahwa : kesukaran, goncangan sekeras apapun, hal-hal yang mengerikan sekaliun, boleh terjadi, tetapi mereka akan berjalan makin hari – semakin kuat (Mazmur 84:8). Ayat sebelumnya yaitu (Mazmur 84:7) apabila orang percaya itu melewati lembah “Baka” Lembah baka menurut bahasa aslinya ialah tempat yang penuh dengan tangisan/air mata. Teruskan bacaannya...mereka akan membuatnya menjadi tempat yang penuh mata air. Artinya didalam kamus Tuhan, setiap orang percaya kepadaNya diberikan kemampuan untuk mengubah situasi dan kondisi yang sesulit apapun, menjadi hari-hari kesukaan, kemenangan dan kebahagiaan, apabila hidup kita orang percaya selalu menghadirkan kerajaan Allah.

Ke-dua: Tetap bertabah hati artinya hatinya teguh/tidak goyah. Contohnya dalam Kisah 12 pengintai bangsa Israel suara mereka terpecah menjadi dua, yaitu kelompok mayoritas, sedangkan Yosua dan Kaleb mewakili kelompok minoritas mereka memilki hati yang teguh.. tidak tergoyahkan terhadap suara Tuhan dan janji Tuhan sampai mereka melihat kuasaNya yang memimpin mereka memasuki tanah Perjanjian inilah yang dinamakan komitmen. Komitmen adalah...keteguhan hati kita orang percaya terhadap janji Tuhan walaupun kondisi, situasi sekeliling kita tidak mendukung. Di dalam komitmen, kita orang percaya , dan membutuhkan iman yang berkualitas, membutuhkan kesetiaan dan kesabaran dan integritas diri menjadi fokus yang utama. Contohnya disaat Yosua dan Kaleb dihadapkan pada pemberontakan bangsanya sendiri yang mengancam akan melempari mereka dengan batu (Bilangan 14:10) namun mereka percaya akan penyertaan Tuhan yang sempurna.

Ada 3 kegagalan 10 pengintai dan kelompok mayoritas yag tidak berhasil memasuki tanah perjanjian: 1. Tidak mau berjuang bersama Tuhan (mengandalkan kekuatannya sendiri). 2. Tidak percaya akan janji Tuhan, hatinya bimbang. 3. Tidak bisa mendengar suara Tuhan. Amin. (BS)

No comments:

Post a Comment