TUHAN SEMAKIN BESAR, AKU SEMAKIN KECIL (5)




“Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. (Yohanes 3 : 30)

Ayat ini mengisahkan kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Yesus. Pada saat itu Yohanes sudah cukup terkenal karena pewartaan, cara hidupnya dan pembaptisan yang dilakukannya. Sejumlah orang menggabungkan diri dan menjadi pengikutnya. Suatu ketika, Yohanes ditanyai mengenai pembaptisannya dan pembaptisan yang dilakukan oleh para murid Yesus. Yohanes menyadari bahwa dirinya adalah utusan untuk mempersiapkan kedatangan Sang Mesias. Ia memberikan kesaksian yang tepat dan benar tentang Yesus, Sang Mesias itu. Katanya, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”. Yohanes sadar saatnya tiba untuk Yesus melanjutka pelayanannya dan kini saatnya Yesus untuk tampil. Yohanes sungguh menunjukkan kerendahan hatinya, sekalipun sesungguhnya ia adalah seorang nabi terbesar dari para pendahulunya, karena ia adalah nabi terakhir dalam nubuat Perjanjian Lama dan ia adalah nabi pertama dalam sejarah Perjanjian Baru. Dan Yesus pun memberi kesaksian tentang Yohanes, bahwa ia adalah manusia yang terbesar diantara yang pernah dilahirkan perempuan didunia ini (lih. Mat 11:7-15). 

Dari Yohanes Pembaptis kita pun bisa belajar:
1. Menjadi saksi Kristus. Ada banyak hamba Tuhan yang ingin dianggap orang penting. Mereka lebih banyak memberi kesaksian tentang diri sendiri ketimbang tentang Kristus, Yohanes tahu benar posisinya. Ia mengaku terus terang bahwa ia bukan Mesias. Seluruh pelayanannya difokuskan pada Yesus Kristus Sang Mesias. Dia yang lebih besar, Dia harus diagungkan. Dia harus diutamakan. Dan dirinya hanyalah penyambung lidah dan jari yang menunjuk kepada-Nya. Relakah kita menjadi semakin kecil, supaya Kristus menjadi semakin besar? ;Matius 28- 20 , Lukas 24 :47-48 ‘…kamu adalah saksi dari semuanya ini “
untuk menjadi saksi maka harus  a. Bertekun dalam pengajaran Firman Tuhan (Kis. Rasul 1: 42) Ada rasa lapar dan haus akan kebenaran Firman Tuhan sebab Firman Tuhan itu yang memerdekakan setiap orang. b. bersekutu  (Kisah Rasul 1: 46) bersekutu di Bait Allah (Gereja Tuhan) dan dirumah-rumah keluarga Tuhan. Selalu berkumpul untuk pecahkan roti (fellowship) dan berdoa bersama
 2. Belajar menjadi pribadi yang rendah hati. Kerendahan hati sangat diperlukan dalam beriman dan hidup bersama orang lain. Kerendahan hati menjadi pintu masuk bagi Tuhan untuk berkarya dalam hidup kita. Kerendahan hati membuat kita berlaku jujur, tulus dan mampu melayani sesama. 

Tuhan mau agar kita belajar dari kerendahan hati Yesus. Dengan kerendahan hati, kita bisa memaafkan kesalahan rekan kita. Dengan kerendahan hati,kita bisa menerima kelemahan dan kekurangan orang lain; tapi juga mengakui kelebihan dan keistimewaan orang lain. Dengan kerendahan kita, kita mengutamakan kepentingan orang lain atau pekerjaan Tuhan di atas kepentingan diri kita sendiri. Dengan kerendahan hati, kita bisa memberikan dukungan dan support bagi teman kita untuk maju dan berkembang. (PS)

No comments:

Post a Comment